Blurb:
Christmas seems to offer few joys to the four daughters of the March household. With their army chaplain father away at the Civil War, times are hard for Meg, Jo, Beth and Amy, and for Marmee, the self-sacrificing matriarch of the New England family.
A letter from their absent father exhorts the girls to work hard and be dutiful, so that "I may be fonder and prouder than ever of my little women". Jo, a coltish aspiring writer, rises to meet that expectation, as do pretty, vain Meg; affected, selfish Amy; and shy, sweet-natured Beth. The road to maturity is full of simple pleasures, and womanhood brings romance, but the family also has to face many trials and crises along the way.
Louisa May Alcott drew heavily on her own experience for this powerful domestic drama and moving coming-of-age story, whose homespun charm and core family values made it a cultural landmark in America, and enduringly popular in all corners of the globe.
Little Women bercerita tentang kehidupan empat gadis yang bernama Meg, Jo, Beth, dan Amy. Ayah mereka pergi bertugas karena dia tentara. Jadi mereka di rumah cuma sama ibu mereka--Marmee--dan pembantu mereka, Hannah.
Cerita di buku ini dimulai waktu malem sebelum Natal. Di situ, Meg, Jo, Beth, sama Amy ngeluh kenapa mereka harus jatuh miskin dan enggak bisa punya barang-barang sebagus orang lain.
"Christmas won't be Christmas without any presents," grumbled Jo, lying on the rug.
"It's so dreadful to be poor!" sighed Meg, looking down at her old dress.
"I don't think it's fair for some girls to have plenty of pretty things, and other girls nothing at all," added little Amy, with an injured sniff.
"We've got Father and Mother, and each other," said Beth contentedly from her corner.
Tapi, mereka selalu berusaha buat merasa cukup. Ibu mereka juga selalu ngajarin buat bersyukur, karena enggak semua orang kaya, bisa sebahagia mereka.
“Money is a needful and precious thing, and when well used, a noble thing, but I never want you to think it is the first or only prize to strive for. I'd rather see you poor men's wives, if you were happy, beloved, contented, than queens on thrones, without self-respect and peace.”
Nah terus, ada surat datang dari ayah mereka. Di akhir surat itu, ayah mereka bilang:
"... when I came back to them I may be fonder and prouder than ever of my little women."
Dan gara-gara itu, Meg, Jo, Beth, dan Amy bertekad buat jadi gadis-gadis yang lebih baik sampai ayahnya pulang. Mereka bikin semacam permainan yang dulu sering mereka mainin pas masih kecil. Ya intinya sih, pas kecil, mereka sering main yang namanya Pilgrim's Progress. Mereka dikasih beban dan harus jalan dari bawah ke atas dengan ngelewatin rintangan-rintangan buat sampai ke Celestial City (mereka dapet kayak kue, permen, dll).
Nah, sekarang, ibu mereka ngusulin mereka main Pilgrim's Progress lagi, tapi dalam kehidupan nyata.
"Our burdens are here, our road is before us, and the longing for goodness and happiness is the guide that leads us through many troubles and mistakes to the peace which is a true Celestial City. Now, my little pilgrims, suppose you begin again, not in play, but in earnest, and see how far on you can get before Father comes home."
Ya, intinya begitulah. WKWK. Sejak itu, mereka berusaha buat jadi lebih baik. Selama setahun itu, banyak banget yang terjadi. Mulai dari Jo kenalan sama Laurie (tentangga mereka yang kaya tapi kesepian), Beth dapat piano dari kakeknya Laurie, Meg diundang ke pesta orang-orang kaya, Amy keluar dari sekolah, dan diceritain juga gimana mereka ngisi waktu luang dengan berbagai macam permainan, dll, dll.
Saya beli buku ini di pameran buku Big Bad Wolf Mei lalu (iya, udah lama, baru dibaca sekarang HAHA). Awalnya saya enggak terlalu tertarik sama buku ini. Tapi karena saya enggak nemu buku klasik lain yang menarik perhatian (ya, aslinya banyak, cuma saya udah males muter-muter lol), saya akhirnya ngambil ini.
Yang saya suka dari buku ini adalah, amanatnyaa! Banyak pesan-pesan yang diselipin di buku ini dan saya suka banget!
Selain itu, saya juga suka sama karakter-karakternya. Awalnya, saya emang agak bingung karena di awal cerita itu rasanya kayak semua nama dijejelin ke kepala saya. Tapi lama-lama, kerasa banget perbedaan orang-orang di buku ini. Meg yang paling tua dan sering ngeluh soal baju, penampilan, dll. Terus ada Jo yang tomboy dan suka enggak bisa jaga lidah. Ada Beth yang pemalu dan jago main musik. Terakhir, Amy yang paling kecil, suka seni (kayak gambar, dan segala macem) tapi egois.
Terus, saya juga suka Laurie! Dia kan kesepian gitu ya, dan Jo penasaran sama dia. Akhirnya Jo mulai ngajak Laurie main gitu. Nah, yang saya suka banget itu, pas Laurie ngasih buket mawar ke Jo dan bilang ke dia:
"Please give this to your mother, and tell her i like the medicine she sent me very much."
Awalnya saya ngira selama ini, Laurie itu dikasih obat apaan sama ibunya Jo (Jo juga ngiranya gitu). Eh, pas Jo cerita di rumah, Meg bilang:
"How stupid you are child! He meant you, of course."
Dan saya langsung kayak:
OMIGOD!! IYAYA. KENAPA SAYA LOLOT ABIS. TAPI BY THE ANGEL. Coba kalian baca ulang kalimatnya Laurie dan RESAPI DALAM-DALAM. Itu AAAHHH ;-;; (??) |
Tapi enggak, enggak ada cerita romance Jo-Laurie di sini. Adanya Meg sama... sama.. seseorang lol. Ya, baca sendiri aja deh wkwk.
Beth, Jo, Laurie, Meg, dan Amy. |
Tapi, yang saya enggak suka dari cerita ini adalah, ceritanya agak membosankan. Jadi ya, emang, ini ceritanya setahun penuh (endingnya pas Natal lagi). Tapi di tengah-tengah buku, walaupun tetep bagus dan penuh makna (?), alurnya agak membosankan. Saya aja pas akhir-akhir kayak udah pengin cepet-cepet nyelesaiin ini lol.
Tapi, saya suka banget paragraf terakhir buku ini HEHEHE.
So the curtain falls upon Meg, Jo, Beth, and Amy. Whether it ever rises again, depends upon the reception given the first act of the domestic drama called Little Women.
Dan ternyata, tirainya naik lagi gengs Ini serialnya:
Saya pengin baca semuanyaa! Cuma enggak ngebet banget juga, sih. Ya, intinya begitu, lah.
Oke, deh. Terakhir, saya kasih 3.5 dari 5 bintang buat gadis-gadis March! Yay.
0 komentar:
Post a Comment