Judul: Winter in Tokyo
Penulis: Ilana Tan
Ilustrasi & desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-28, Februari 2016
Blurb:
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahan---mungkin sejak malam Natal itu---aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.---Keiko tentang Kazuto
Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menari dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya masih ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.---Kazuto tentang Keiko
Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun mulai terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya...
Novel Winter in Tokyo ini bercerita tentang Keiko yang kedatangan tetangga baru bernama Kazuto. Kazuto ini ceritanya orang Jepang yang terus pindah ke New York. Tapi karena alasan tertentu, dia memutuskan untuk mencari suasana baru dan pulang ke Tokyo.
Apartemen Kazuto kan ada di seberang apartemen Keiko, jadi mau enggak mau, mereka deket gitu--mulai dari sering makan bareng, jalan-jalan, dan segala macem, deh.
Nah, tapi, di waktu yang nyaris bersamaan, Keiko ketemu sama cinta pertamanya--Kitano Akira.
Terus, seperti yang ada di blurb, waktu Malam Natal, Keiko dan Kazuto menghabiskan waktu bareng-bareng dan Keiko jadi mulai merasa ada sesuatu gitu sama Kazuto. *batuk berdahak*
Besoknya, Keiko pergi ke Kyoto karena udah janji mau ngunjungin ayah dan ibunya di sana. Keiko dianterin Kazuto sampai ke stasiun. Dan itu adalah saat terakhir mereka bertemu sebelum salah satu dari mereka hilang ingatan,..
Kelanjutan ceritanya, silakan dibaca sendiri yaa! HEHEHE.
Oke, akhirnya, saya baca buku ini jugaa! Setelah Summer in Seoul (review di sini) dan Autumn in Paris (review di sini), akhirnya saya baca Winter in Tokyo. Yay.
Yang saya suka dari novel ini adalah, seperti biasa, bahasanya Ilana Tan! Omigod. Saya suka banget! Walaupun kadang, saking kayak terjemahannya, jadi agak kaku dan ngebosenin, tapi tetep kayak ada manis-manisnya gitu (??) Ya, suka deh pokoknya! HEHE.
Terus, saya juga suka blurb-nya. Dibanding Summer in Seoul dan Autumn in Paris, blurb-nya Winter in Tokyo lebih menarik perhatian saya.Eaa. Kalau di blurb-nya Summer in Seoul ada kata-kata tentang 'kebenaran empat tahun yang lalu bla bla bla' yang ditonjolin. Kalau di Autumn in Paris unsur bunuh diri yang ditonjolin. Tapi dua-duanya, cuma dapat porsi kecil di dalam buku.
Nah, di blurb-nya Winter in Tokyo ini, ada sesuatu tentang hilang ingatan, dan memang itu yang jadi konflik besar atau ya, klimaksnya lah, dalam cerita ini. Jadi blurb-nya benar-benar menggambarkan isi cerita gitu, deh.
Kalau masalah alur, menurut saya alurnya klise. Tapi klise bukan berarti jelek yaa! Dan alurnya gampang ketebak. Dari jarak beberapa ratus halaman, saya udah bisa mengendus bau-bau sesuatu yang akan terjadi.
Jadi kadang, saya suka gemes sendiri karena udah tahu apa yang bakal terjadi, dan pengin teriak ke orang-orang di dalam buku biar enggak macem-macem. WKWKWK.
Tapi menurut saya, di beberapa bagian tertentu, buku ini agak bertele-tele. Misalnya di bagian agak akhir, itu penuh dengan pikiran Keiko-Kazuto yang labil. Yah, emang jadi sangat menggambarkan perasaan mereka, sih. Semua orang juga pasti bakal labil kalau diletakkan di posisi mereka.
Cuma ini tuh kayak gini:
Seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - dst.
Saya kan bacanya jadi gregetan sendiri : "" wkwkw.
Terus sayang banget, ada lumayan banyak typo di sini. Selain typo, ada beberapa kesalahan/hal-hal yang bikin saya bingung jugaa. Ini saya taruh beberapa contoh ya (enggak semuanya).
Pertama, ada ini di Autumn in Paris.
Tapi terus, di Winter in Tokyo dibilang kalau:
Oke, terus ada ini:
Habis itu ada:
Beberapa halaman kemudian, dia bilang:
Bisa gitu ya kakek sama neneknya Keiko berubah dalam beberapa halaman? LOL.
Lalu ada ini yang bikin saya bingung:
Nah, pas di epilog, kan ada flashback ke situ lagi, tapi begini:
Hem, terus ada kalimat ini yang bikin saya mengerutkan kening sambil jungkir balik.
Kemudian ada inii:
Ok, lanjut ke beberapa typo, ya.
Ada ini:
Terus ada ini:
Ehhh, titiknya ketemu!
((sebenernya ada titik yang ilang lagi, cuma enggak saya taruh karena ya.. sama aja kan wkwk))
Terakhir ada ini:
Nah, itu dulu, ya. Saya enggak bisa taruh semua karena beberapa emang cuma typo sepele atau kesalahannya mengandung sop iler. EHEHE.
Omong-omong, ini saya selipin beberapa kutipan yang saya suka yaa:
--
*mati*
--
Oke, mungkin itu dulu.
Sejauh ini, di antara semua buku Season-nya Ilana Tan, saya masih paling suka Autumn in Paris. Beneran deh, itu saya bacanya sampai nangis : " WKWK. Sekarang, tinggal Spring in London--ceritanya tentang Naomi a.k.a kembarannya Keiko! Nah, ayo kita lihat, apakah Spring in London bisa mengalahkan Autumn in Paris?
Dan apakah film Winter in Tokyo bisa memuaskan saya?
*jengjeng*
Kita akan mengupasnya setajam silet (??)
Terakhir, saya kasih 3 dari 5 bintang buat si pemakai sandal Hello Kitty! (?)
Nah, tapi, di waktu yang nyaris bersamaan, Keiko ketemu sama cinta pertamanya--Kitano Akira.
Terus, seperti yang ada di blurb, waktu Malam Natal, Keiko dan Kazuto menghabiskan waktu bareng-bareng dan Keiko jadi mulai merasa ada sesuatu gitu sama Kazuto. *batuk berdahak*
Besoknya, Keiko pergi ke Kyoto karena udah janji mau ngunjungin ayah dan ibunya di sana. Keiko dianterin Kazuto sampai ke stasiun. Dan itu adalah saat terakhir mereka bertemu sebelum salah satu dari mereka hilang ingatan,..
Kelanjutan ceritanya, silakan dibaca sendiri yaa! HEHEHE.
Oke, akhirnya, saya baca buku ini jugaa! Setelah Summer in Seoul (review di sini) dan Autumn in Paris (review di sini), akhirnya saya baca Winter in Tokyo. Yay.
Yang saya suka dari novel ini adalah, seperti biasa, bahasanya Ilana Tan! Omigod. Saya suka banget! Walaupun kadang, saking kayak terjemahannya, jadi agak kaku dan ngebosenin, tapi tetep kayak ada manis-manisnya gitu (??) Ya, suka deh pokoknya! HEHE.
Terus, saya juga suka blurb-nya. Dibanding Summer in Seoul dan Autumn in Paris, blurb-nya Winter in Tokyo lebih menarik perhatian saya.
Nah, di blurb-nya Winter in Tokyo ini, ada sesuatu tentang hilang ingatan, dan memang itu yang jadi konflik besar atau ya, klimaksnya lah, dalam cerita ini. Jadi blurb-nya benar-benar menggambarkan isi cerita gitu, deh.
Kalau masalah alur, menurut saya alurnya klise. Tapi klise bukan berarti jelek yaa! Dan alurnya gampang ketebak. Dari jarak beberapa ratus halaman, saya udah bisa mengendus bau-bau sesuatu yang akan terjadi.
Jadi kadang, saya suka gemes sendiri karena udah tahu apa yang bakal terjadi, dan pengin teriak ke orang-orang di dalam buku biar enggak macem-macem. WKWKWK.
Tapi menurut saya, di beberapa bagian tertentu, buku ini agak bertele-tele. Misalnya di bagian agak akhir, itu penuh dengan pikiran Keiko-Kazuto yang labil. Yah, emang jadi sangat menggambarkan perasaan mereka, sih. Semua orang juga pasti bakal labil kalau diletakkan di posisi mereka.
Cuma ini tuh kayak gini:
Seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - mengira cuma mimpi - berusaha melupakan - seneng - sedih - dst.
Saya kan bacanya jadi gregetan sendiri : "" wkwkw.
Terus sayang banget, ada lumayan banyak typo di sini. Selain typo, ada beberapa kesalahan/hal-hal yang bikin saya bingung jugaa. Ini saya taruh beberapa contoh ya (enggak semuanya).
Pertama, ada ini di Autumn in Paris.
Ini pas Keiko bawa Tara ke apartemennya Tatsuya. Apartemen Tatsuya ini yang nantinya ditempatin sama Kazuto di Winter in Tokyo. Di sini Keiko bilang apartemen sebelah |
Tapi terus, di Winter in Tokyo dibilang kalau:
Oke, terus ada ini:
Ini kan Yuri ceritanya bilang dia dateng besok pagi dan minta dijemput. Terus Kazuto bilang, 'sampai ketemu nanti.' LOL. |
Habis itu ada:
Awalnya Keiko bilang, kakek dari pihak ibu orang Indonesia dan neneknya orang Jepang |
Beberapa halaman kemudian, dia bilang:
Nenek dari pihak ibu orang Indonesia dan kakek orang Jepang.... |
Bisa gitu ya kakek sama neneknya Keiko berubah dalam beberapa halaman? LOL.
Lalu ada ini yang bikin saya bingung:
Ini pas pertama kali Keiko ketemu sama cinta pertamanya. Kan diceritain, abis si cowok bilang "Jangan sampai hilang lagi, ya?" Keiko pengin ngomong tapi anak cowoknya keburu noleh terus pergi |
Nah, pas di epilog, kan ada flashback ke situ lagi, tapi begini:
Hem, terus ada kalimat ini yang bikin saya mengerutkan kening
'Tapi semakin lama, Kazuto keraguan itu semakin besar.' Maksudnya keraguan Kazuto kali ya.. wkwk |
Kemudian ada inii:
Ok, lanjut ke beberapa typo, ya.
Ada ini:
Ada yang ganti nama dalam bebeapa kalimat gengs. HAHAH gadeng. Bercanda. Itu harusnya Hirayama btw |
Terus ada ini:
DICARI: TITIK YANG MENGHILANG |
Ehhh, titiknya ketemu!
((sebenernya ada titik yang ilang lagi, cuma enggak saya taruh karena ya.. sama aja kan wkwk))
Terakhir ada ini:
lebih tepat kalau ditulis 'genius'...? |
Nah, itu dulu, ya. Saya enggak bisa taruh semua karena beberapa emang cuma typo sepele atau kesalahannya mengandung sop iler. EHEHE.
Omong-omong, ini saya selipin beberapa kutipan yang saya suka yaa:
“Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?"
--
“Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Yang paling penting adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya.”
*mati*
--
"Astaga, jangan sampai kaulepaskan aku," kata Keiko sambil tertawa. "Aku bisa jatuh dan mempermalukan diriku sendiri." Ia memandang berkeliling dan menyadari beberapa orang memandangi mereka sambil tersenyum-senyum. Mereka sudah menjadi tontonan yang menghibur.
"Aku tidak akan melepaskanmu."
awwwww |
Oke, mungkin itu dulu.
Sejauh ini, di antara semua buku Season-nya Ilana Tan, saya masih paling suka Autumn in Paris. Beneran deh, itu saya bacanya sampai nangis : " WKWK. Sekarang, tinggal Spring in London--ceritanya tentang Naomi a.k.a kembarannya Keiko! Nah, ayo kita lihat, apakah Spring in London bisa mengalahkan Autumn in Paris?
Dan apakah film Winter in Tokyo bisa memuaskan saya?
*jengjeng*
Kita akan mengupasnya setajam silet (??)
(??) |
Terakhir, saya kasih 3 dari 5 bintang buat si pemakai sandal Hello Kitty! (?)
((cuplikan dari trailer)) |
Salam kenal An! Saya suka sekali dengan bahasa yang kamu gunakan untuk menulis review buku. Best! Hihihi.
ReplyDeleteHai, salam kenal juga Aida : ) Terima kasih banyak yaa! Hehehe ^^
DeleteMenurut saya juga alurnya mudah ditebak dalam Winter in Tokyo ini.
ReplyDeleteYang ingin membaca ebooknya silahkan download di http://www.indoebook99.xyz/2017/07/winter-in-tokyo.html