Judul: Look at Me Please
Penulis: Sofi Meloni
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Blurb:
Mencintai berarti merelakan orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain?
Omong kosong!
Cinta itu tidak melulu soal merelakan, namun juga soal perjuangan.
Bodoh namanya jika aku merelakan kamu, yang jelas-jelas pernah mencintaiku, demi wanita yang diam-diam menusukku dari belakang.
Delapan tahun aku hidup dalam sebuah kebohongan yang mengatasnamakan persahabatan.
Aku bukan malaikat.
Aku juga bukan orang suci yang bisa pasrah dan menerima begitu saja apa yang telah terjadi sebelumnya.
Kini tiba saatnya untuk aku memperjuangkan kembali kelanjutan cerita di antara kita.
Kamu harus sadar bahwa aku juga ada disini menunggumu, sadar bahwa ada akhir bahagia untuk cerita kita.
We can have our happy ending, so look at me, please.
Look at Me, Please bercerita tentang Laras yang
Dari awal cerita, Laras ditampilkan sebagai sosok yang mencintai Gerry. Sayangnya, Gerry merupakan pacar sahabat Laras--Lily.
Tapi semuanya tidak sesederhana itu *jengjeng* dulu, waktu SMA, Gerry justru deket banget sama Laras. Tapi mereka kemudian pisah universitas, dan Gerry satu universitas sama Lily. Dari situ mereka dekat dan yah... gitu.
Tapi ada sesuatu yang dilakukan Lily di masa lalu. Sesuatu yang bikin Laras marah dan bertekad memperjuangkan kebahagiaannya.
Di saat Laras lagi ada masalah sama Gerry dan Lily, muncullah sosok Remy sebagai teman kantor Laras yang dicap
Oke, segitu aja ya ceritanya. Kalau kebanyakan, saya takut jadi spoiler hehe. Kalau penasaran sama cerita Laras, Gerry, Lily, sama Remy baca sendiri aja lah, ya.
Baca ((sendiri)).
((sendiri))
Oke, serius.
Look at Me Please ini adalah novel pertama Sofi Meloni yang saya baca. Sebenernya, saya udah penasaran dan pengin baca tulisannya Sofi Meloni dari
Oke, langsung bahas bukunya aja, ya. Selama baca buku ini, saya nemu beberapa kesalahan atau hal-hal yang bikin saya agak bingung.
Yang paling banyak dan bikin saya agak gatel (?) itu kalimat tanya yang enggak dikasih tanda tanya. Itu lumayan banyak di buku ini.
Misalnya kayak gini (aslinya banyak. Tapi enggak mungkin kan, saya masukkin semuanya? wkwk):
Kasihan kan, tanda tanyanya enggak bisa numpang eksis? ;-;
(??) |
Terus ada juga beberapa kesalahan sepele kayak typo gitu. Misalnya ini:
*cuma |
Atau ini:
*mengkhianatinya |
Terus kalau yang tanda baca ada ginian:
harusnya titik, kan? |
harusnya titik, kan? (2) |
Sama ini:
ini kelebihan titik |
yang ini malah kekurangan haha |
Sebenernya yang kekurangan titik ada lagi. Tapi enggak saya masukkin.
Oke, terus ada ini:
huruf S harusnya kapital, kan? |
Terus adaaa:
genggaman telepon...? Itu yang dimaksud kayaknya antara 'gagang telepon' atau 'telepon genggam' wkwk |
Kemudian ada ini:
'Sebagai dari bagian'? Menurut saya bakal lebih enak kalau dijadiin 'sebagai bagian dari' |
Laluu:
1. 'Aku jelas tahu alasan.' mmm..... alasan apa ya? ;-; 2. sms > SMS |
Oh ya, ada ini juga:
((itu typo nama. Harusnya Gerry)) |
Mungkin dia lagi lapar dan ngidam ini:
Terakhir, ini yang bikin saya bingung:
Tapi terlepas dari itu semua, yang saya suka dari cerita ini adalah, bahasanya lumayan enak dibacaa. Jadi enggak males bacanya yeey. Terus Laras itu menurut saya sikapnya lumayan konsisten (walaupun di akhir-akhir kayaknya nangis mulu ya.
Walaupun beberapa tokoh kayak kurang dijelasin gitu. Misalnya Gerry sama Lily itu kerjaannya ngapain sehari-hari? Dan Remy juga menurut saya kurang dijelasin. Apalagi Meri. Meri? Hello? How are you? wkkw
Kalau masalah alur, alurnya sih klise. Cuma klise bukan berarti jelek yaa! Ending-nya masuk akal sih. Cuma menurut saya, agak kelamaan dan muter-muter di tengah, dan akhirnya jadi kayak cepet banget gitu.
Terus apa lagi ya...
Mungkin segitu dulu. HEHE.
Terakhir, saya kasih 3 dari 5 bintang buat Gery si Mama Mia Lezatos.
0 komentar:
Post a Comment