Judul: Angel in The Rain
Penulis: Windry Ramadhina
Editor: Yulliya & Widyawati Oktavia
Desainer sampul: Windry Ramadhina & Agung Nugroho
Penerbit: GagasMedia
Blurb:
Ini kisah tentang keajaiban cinta.
Tentang dua orang yang dipertemukan oleh hujan. Seorang pemuda lucu dan seorang gadis gila buku yang tidak percaya pada keajaiban.
Di Charlotte Street London, mereka bertemu, tetapi kemudian berpisah jalan.Ketika jalan keduanya kembali bersilangan, sayangnya luka yang mereka simpan mengaburkan harapan. Ketika salah seorang percaya akan keajaiban cinta, bahwa luka dapat disembuhkan, salah seorang lainnya menolak untuk percaya.
Apakah keajaiban akan tetap ada jika hati kehilangan harapan? Apakah mereka memang diciptakan untuk bersama meski perpisahan adalah jalan yang nyata?
Angel in The Rain menceritakan kisah Gilang dan Ayu. Kalau kalian baca London: Angel
Dan Walking After You
Kalian pasti enggak bakal asing lagi sama Gilang dan Ayu.
Tapi, kalau kalian enggak baca London: Angel atau Walking After You terus langsung baca Angel in The Rain juga enggak apa-apa, kok. Karena di Angel in The Rain ada cuplikan-cuplikan ke cerita-cerita di London: Angel sama Walking After You (bagus, lah. Soalnya saya sendiri juga udah agak lupa sama detail-detailnya gitu HEHE)
Oke, lanjut.
Gilang adalah seorang pemuda yang suatu ketika, jatuh cinta sama sahabatanya sendiri--Ning.
Demi Ning, Gilang rela terbang ke London. Tapi pulang dari London, dia malah membawa luka--Ning enggak membalas perasaannya.
Pemuda lucu. Dia takut ketinggian, tapi rela terbang ribuan mil demi cinta. Lalu, ketika cinta itu sudah di tangan, dia melepaskannya.
Tapi, bukan cuma itu aja. Di London, Gilang bertemu dengan perempuan Indonesia--namanya Ayu. Si Ayu ini penggemar buku-buku tua--sama kayak Gilang, walaupun Gilang enggak semaniak Ayu.
Pertemuan mereka di London selalu enggak disangka-sangka. Sampai bahkan, ketika mereka mau pulang ke Jakarta, mereka naik pesawat yang sama. Tapi habis itu, mereka enggak ketemu lagi.
Yah, enggak ketemu lagi selama beberapa waktu, maksudnya. Jelas, mereka ketemu lagi di tempat dan waktu yang tidak diduga-duga.
((sumpah ini meme ganyambung amat)) |
Sementara itu, Ayu juga punya masalah di masa lalu. Karena Ayu susah melepaskan masa lalu, dia memutuskan untuk pergi ke London selama beberapa saat--melepaskan diri sebentar dari masalah. Dan gara-gara itu juga, dia punya krisis kepercayaan sama cowok plus jadi pesimis sama hidup dan dunia.
"Dunia pantas dibenci."
"Dunia pantas diberi kesempatan."
"Bagimu, mungkin. Aku tidak sepercaya itu pada dunia."
Beda sama Gilang. Gilang pernah cerita ke Ayu, kalau dia ketemu sama malaikat yang cuma turun saat hujan turun di London. Malaikat yang dia sebut Goldilocks. Ayu enggak percaya. Dia pikir, Gilang cuma ngada-ngada.
Seperti yang sudah saya bilang di atas tadi, Gilang dan Ayu kemudian bertemu lagi. Dan setelah itu, yah, kelanjutannya, silakan kalian baca sendiri : )
Oke, saya udah nunggu-nunggu cerita ini keluar dari kapan tahu. Saya baca London: Angel kayaknya dua atau tiga tahun yang lalu gitu (kayaknya tiga), dan saya suka banget! Makanya, pas denger ada kabar kalau bakal ada cerita Gilang-Ayu. saya langsung kayak:
Apalagi, waktu Walking After You keluar, terus saya denger-denger di sini ada Ayu. Kan saya penasaran. Waktu saya baca, saya malah makin penasaran.
Waktu ada PO-nya, saya langsung ikut (oke, enggak langsung juga sih. Tapi yaa..) dan saya seneng banget! Karena dapat postcard yang sangat indah.
Dan begitu novelnya sampai, saya juga langsung suka banget sama kover dan bahannya. Tampilan dalamnya juga saya sukaa!
Kalau ceritanya sendiri, novel ini heart warming menurut saya. Enggak bikin nangis, tapi justru bikin senyum (ini saya gatau saya yang aneh apa gimana...).
Saya suka penempatan Goldilocks di cerita ini yang mendapat peran jadi narator. Apalagi, si Goldilocks suka pakai kata 'Sayang' di narasi. Jadi berasa
Nah, sekarang, dengar baik-baik. Akan kubisikkan satu kisah.
Namun, ini bukan kisah tentang aku. Sama sekali bukan. Ini kisah tentang dua orang yang dipertemukan oleh hujan. Pemuda lucu itu dan gadis gila buku yang tidak percaya pada keajaiban.
Kalau masalah Gilang sama Ayu sih, enggak usah ditanya ya. SIAPA YANG ENGGAK SUKA GILANG : """ Setiap Gilang bercandain Ayu, saya ikut senyum-senyum geer.
Terus saya juga suka karakter Ayu. Walaupun kadang keras kepala sampai agak-agak ngeselin, tapi lucu juga. Jadi kocak kalau digodain sama Gilang. Haha. Dan saya juga suka sama bumbu masalah keluarga Ayu di buku ini.
Berhenti melihat ke belakang. Cukup. Jangan menyakiti diri sendiri lebih dalam lagi. Demi kebaikanmu, relakan apa yang sudah lewat. Masa lalu harus tetap di masa lalu. Belajar melupakannya. Belajar untuk melepaskannya, Nak.
Terus hem... oh, ya, Afternoon Tea! Ayu suka duduk merenung di Afternoon Tea, kayak yang diceritain di Walking After You.
Maka, hujan turun, Sayang, Rapat dan keruh. Namun, hingga malam larut, si gadis gila buku tetap sendiri di sudut Afternoon Tea. Dan, butir-butir air yang berjatuhan di luar jendela, hujan itu tidak akan berhenti untuk waktu yang sangat panjang.
Di Angel in The Rain ada An dari Walking After You. Bahkan ada Julian! Walaupun mereka cuma numpang lewat doang, tapi tetep aja. Saya jadi pengin baca Walking After You lagi hehe. Eh, tapi btw, jangan meremehkan tokoh cuma numpang lewat lho. Karena kata Goldilocks,
Kalian tidak tahu, Sayang, di antara jutaan jiwa yang berpapasan dengan kalian di dunia ini, siapa yang akan membuat kehidupan kalian berubah.
Dan seperti biasa, saya suka banget penuturan ceritanya Windry Ramadhina! Saya puas banget. Sebenernya, saya agak enggak rela nyelesaiin buku ini. Kayak nahan-nahan baca biar enggak cepet-cepet selesai. Tapi masalahnya, ceritanya juga bikin saya penasaran. Tahu-tahu, udah selesai aja. Wkwkwk.
Apakah kalian percaya pada keajaiban?
Oke, deh, terakhir, saya kasih 4 dari 5 bintang untuk payung merah Goldilocks : )
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete