Judul: Heartwarming Chocolate
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Dila Maretihaqsari
Perancang & ilustrasi sampul: Nocturvis
Penerbit: Bentang Pustaka
Blurb:
Whattt?? Marzipan tutup? Viola shock berat begitu tahu kedai minuman cokelat favorit itu tutup untuk selamanya. Karena itu, ia dan Auden--pria yang barusaja ditemuinya dan sama-sama penggemar Marzipan--mencari tahu alasan kedai itu bubar jalan. Ternyata, Marzipan memang harus tutup karena pemiliknya akan pindah ke luar negeri.
Sebelum pergi, pemilik kedai malah memberikan tantangan kepada Viola dan Auden. Kalau pengin banget minum, kenapa tidak bikin sendiri? Shock tahap dua! Viola tidak pernah akur dengan urusan dapur, ia hanya bisa saling pandang dengan Auden.
Demi dapat merasakan lagi surga kelezatan cokelat Marzipan, Viola dan Auden jadi sering bertemu. Di tengah rasa penasaran menemukan racikan cokelat yang pas, secara perlahan Viola dan Auden mulai saling membuka diri. Sayangnya, salah satu dari mereka terlalu jauh menyelami luka terdalam yang lainnya. Hubungan yang harusnya berlanjut hangat, terpaksa tersendat.
Nah, suatu hari, saat dia mau beli cokelat Marzipan, dia ngelihat pengumuman kalau toko itu ternyata tutup untuk selamanya. SELAMANYA.
SE-LA-MA-NYA!!!
Viola shock banget. Dia langsung putus asa, dll. Pas dia lagi galau-galaunya di depan kedai yang udah tutup itu, dia ketemu Auden—cowok yang pernah rebutan cokelat Marzipan sama dia di kedai itu kemarin. Auden ternyata juga penggemar cokelat Marzipan, sama seperti Viola. Auden juga enggak rela kedai itu tutup begitu aja.
Kebetulan, Auden kenal sama si pemilik kedai. Dia dan Viola pun akhirnya ke rumah Bu Elisa—pemilik Marzipan—untuk bertanya kenapa kedai itu ditutup. Ternyata, Bu Elisa mau pindah ke London, menyusul suaminya.
Karena melihat Viola dan Auden yang mengenaskan dan menyayat hati, Bu Elisa pun menantang mereka berdua untuk bikin cokelat Marzipan sendiri. Viola langsung shock lagi. Dari dulu, Viola enggak pernah akrab sama dapur. Masa dia disuruh bikin cokelat?
Tapi akhirnya, dia setuju. Auden juga. Berhubung Bu Elisa masih bakal di Indonesia sampai beberapa waktu ke depan, Auden dan Viola boleh ke rumah Bu Elisa setiap hari Minggu untuk belajar sedikit-sedikit tentang cokelat. Tapi, Bu Elisa sama sekali enggak mau ngasih tahu resep rahasianya!
Viola pun mulai mencoba-coba bikin cokelat sendiri. Selama itu, dia dan Auden jadi dekat karena
Tapi, di antara pembuatan cokelat itu, ada masalah-masalah yang datang menghampiri. Misalnya, masalah keluarga Viola, masalah keluarga Auden, masalah di kantor Viola (gara-gara ngegosip jadi paranoid sendiri ya wkwk).
Dan tentu aja ada ehem sesuatu ehem (?) di antara Viola dan Auden. Apa hayo tebak haha!
Oke, jadi saya beli Heartwarming Chocolate ini karena kata temen saya ceritanya bagus. Ringan-ringan gitu. Terus ada kocak-kocaknya juga. Jadilah saya beli haha. Lagi pula, saya juga suka sama cover-nya. Baguss!
Dan setelah saya baca ceritanya, ternyata emang bener. Ceritanya bagus! Saya sukaaa! Hehe. Sederhana tapi bermakna. Saya suka karakter-karakternya. Karakter favorit saya adalah Olav!
Menurut saya dia kocak, ngeselin, tapi di satu sisi juga perhatian konyol gitu (?) wkwk. Ah, pokoknya suka. Kalau ada di dunia nyata, saya pacarin dah (kayak dianya bakal mau /miris/ haha).
Saya juga suka Viola! Udah lama saya enggak baca tokoh utama cewek yang begini. Viola ini mengingatkan saya sama tokoh-tokoh ceweknya Sophie Kinsella yang dodol dodol gimana gitu wkwk. Tapi di satu sisi, saya juga merasa seperjuangan sama Viola.
“Pernah punya pacar enggak?”
“Oh,” Viola menyahut santai. “Banyak. Tom Hiddleston, Benedict Cumberbatch, Jesse Eisenberg....”
Saya juga suka Auden! AHHH kamu manis sekali. Sini saya gigit.
*horor*
*hening*
*krik*
Terus yang saya juga suka adalah, konflik-konfliknya. Saya suka gimana akhir setiap konflik itu enggak muluk-muluk, tapi masuk akal dan bisa diterima. Kayak masalah keluarganya Viola dan lain-lain.
Terus saya juga suka sama ending-nya hehe. Gimana ternyata minuman cokelat itu... hmm.. yah, silakan kalian baca sendiri ya wkwk.
Baca buku ini sukses bikin saya pengin minum minuman cokelat dan senyum-senyum plus ketawa sendiri. Tanggung jawab kamu Viola wkwk.
Tapi ada satu yang mau saya tanyain. Ini doang sih:
Tapi terus dibilang:
Jadi intinya, Olav itu baru kuliah apa udah semester tujuh?
Oke, segitu dulu ya. Intinya saya sukaa banget novel ini. Porsinya pas banget
“Kalian terlalu cepat ingin melihat hasil,” ujar Bu Elisa. “Apa pun yang dikerjakan dengan tujuan sedangkal itu, tidak akan bisa berakhir dengan manis. Kalian harus menikmati prosesnya. Menikmati eksperimen-eksperimen itu. Menikmati menghirup aroma cokelat, menikmati menuangkannya ke cangkir, merasakan kehangatan cokelat yang kalian seduh.”
--
Tapi itu hanya masalah waktu. Itu hanyalah jenis eksperimen cokelat yang lain. Viola hanya perlu bersabar dan mencoba tanpa kenal lelah. Perlahan-lahan.
4 dari 5 bintang lah buat minuman cokelat! (ngidam lagi)
lucu banget reviewnya XD
ReplyDeletehahaha terima kasih, Kak : D
Deletekak adara, aku suka banget cara review kakak, hihi
ReplyDeleteTerima kasih yaa! :D
Delete