Judul: I Wuf U
Penulis: Wulanfadi
Penyunting: Anggia Eka
Ilustrasi sampul: Rahmi Rahamadian H
Desain sampul: Coconut Design
Penerbit: Coconut Books
Blurb:
“Bila saja semua orang bisa berani menyatakan perasaannya. Pasti dinamika yang mengatasnamakan cinta tidak akan terjadi.”
Iris, Ira, Ari, dan Alden.
Kalian akan berkenalan dengan Iris, perempuan yang hidup dengan menari, bernapas seraya menutup diri dari dunia, dan tidak pernah mengerti arti kasih sayang yang sebenarnya.
Kalian akan mengikuti kehidupan kecil Ira, perempuan yang paham akan artinya sesak, satu dari jutaan hati malang yang tersesat, dan iri yang memuncak.
Kalian akan mengerti Ari, laki-laki yang berusaha berubah menjadi lebih baik, menahan candu dengan permen Yupi, dan terjebak zona pertemanan.
Kalian akan jatuh hati pada Alden, laki-laki yang berhadap pada 0,1 persen, berjuang mengalahkan penyakitnya, dan tahu sakitnya bertepuk sebelah tangan.
Kalian akan mungkin atau mungkin tidak jatuh cinta pada cerita ini.
Oke, jadi sebelum saya mulai review, saya mau ngasih tahu kalau mulai sekarang, review saya enggak lagi pakai poin-poin kayak 'non-spoiler summary' dll karena... ya, enggak kenapa-napa, sih. Lagi pengin begini aja lagi hahaha /pentingya/.
Nah, ayo mulai review bukunya!
Jadi, I Wuf U ini bercerita tentang kehidupan Iris, Ira, Ari, dan Alden. Ceritanya, Iris dan Ira ini dulunya sahabatan karena satu tempat les nari, tapi karena lama-lama Ira merasa iri banget sama Iris, akhirnya mereka jadi musuhan.
Nah, kalau Ari ini ceritanya kakak kembarnya Ira. Dia ketemu sama Iris waktu pas SMP dia lagi jemput Ira di tempat les narinya dan ketemu Iris. Terus Ari langsung merasakan ada yang berbeda dengan Iris.
Sejak bertemu Iris, Ari yang tadinya bandel banget, mencoba untuk jadi lebih baik.
Abis itu, ada Alden. Dia itu sahabatnya Ari yang suatu hari lagi main ke rumah Ari dan ketemu Iris. Di lima detik pertama dia langsung jatuh cinta sama Iris (ini ada di bukunya. Bukannya saya yang nge-lebay-lebay-in. Ok).
"Alden terpaku menatapnya.
Selama lima detik.
.... (FYI, ini adegan Iris-Ari yang saya potong karena agak panjang (re: males ngetik wkwk))
Saat itu, Alden tahu bahwa dia sudah jatuh cinta. Kepada Iris."
Dan Alden juga sakit, lumayan parah.
Oh ya, apa saya udah nyebutin kalau Ira naksir Alden?
Ya.
Gitu.
Jadi Ari dan Alden naksir Iris, dan Ira naksir Alden + ngerasa kalau Iris udah ngerebut kembarannya dari dia.
Setelah saya baca novelnya, ya, saya suka sih sama tampilan bukunya, cukup rapi. Terus bahasanya Kak Wulan juga enak buat dibaca. Walaupun, saya ngerasa di I Wuf U ini, bahasanya Kak Wulan agak berubah (Iya enggak sih? Hehe) soalnya cerita-ceritanya yang dulu saya baca itu bahasanya walaupun santai, tapi enggak sesantai ini. Ini tuh kayak ada lawakan-lawakannya gitu di narasi:
Tapi enggak apa-apa sih. Cuma awalnya agak aneh aja. Tapi lama-lama biasa aja. Hehe.
Dan oh ya, kayak cerita-cerita Kak Wulan yang lain, cerita ini juga cukup... hm, apa ya bahasanya... banyak quotes-nya gitu. Quotable bukan sih namanya? Ya itu, lah haha. Ada beberapa quotes yang saya suka dari buku ini.
Karakter-karakternya pun menurut saya cukup kuat. Apalagi, di sini ada empat tokoh utama yang sifatnya beda-beda, dan saya tahu, pasti susah banget buat ngembangin mereka satu-satu, tapi saya rasa, Kak Wulan cukup berhasil.
Nah, tapi, ada beberapa hal sih, yang saya sayangkan dari buku ini.
Awalnya, saya pikir cerita ini bakal kayak yah... lucu-lucu gitu. Yang misalnya ada cowok yang sering gugup terus mau ngomong "I love you" malah jadi "I wuf you" terus konfliknya (entah gimana) berawal dari situ.
......ternyata enggak, saudara-saudara.
Saya cukup kaget aja karena di beberapa halaman pertama itu kesannya udah agak drama gitu. Jujur saya tadinya pengin berhenti baca di halaman 70-an karena
Tapi karena udah telanjur beli dan saya pengin ngasih buku ini kesempatan (apasih) jadinya saya lanjut baca aja kan. Dan ya, selesai juga kok. Hehe.
Oke, bukannya saya enggak suka sama buku ini dan main asal nge-judge waktu baca beberapa halaman pertama, tapi saya emang enggak terlalu suka aja sama cerita yang drama. (Bukannya saya enggak suka tulisannya Kak Wulan juga. Saya cukup suka kok cerita-ceritanya kayak yang Moment Trilogy dan beberapa TRS), tapi yang ini menurut saya dramanya terasa banget gitu.
Apalagi baru di beberapa halaman pertama, rasanya kepala saya langsung 'dijejelin' sama masalah si Ari suka Iris. Si Iris suka Ari. Iris dan Ari kena friendzone. Alden sahabat Ari tapi naksir Iris. Ira naksir Alden. Ira benci dan iri sama Iris. Ira menghambat hubungan Iris-Ari. Ira bertingkah seperti tokoh yang sangat antagonis dalam sinetron. Orangtua dan kakaknya Iris enggak sayang Iris. Orangtua Iris enggak setuju Iris nari. Ira enggak mau ngecewain orangtuanya. Alden sakit parah. Nilai-nilai Iris jeblok. Kalau nilainya jeblok, Iris enggak boleh ikut lomba tari internasional. Dll. Dll.
Dan semua itu udah muncul di awal-awal.
Terus yang bikin saya terkejut lalu terpelanting adalah ini:
Jadi kan, Ira itu ceritanya enggak mau kalau Ari jadian sama Iris, karena dia enggak sudi jadi adik ipar Iris.
Abis baca itu, saya langsung kayak....
Maksud saya... halo... ini kan baru pacaran di SMA. Palingan juga putus. Abis SMA masih ada kuliah, terus kerja dan... yah, intinya, masih banyak hal yang bisa terjadi setelah SMA. Bisa aja mereka pacaran terus putus dan akhirnya sama orang lain. Kan ya enggak pacaran terus langsung nikah......
Dan oh ya, emang menurut saya, bahasa di novel ini agak terlalu apa ya... dewasa? Kecepetan? Ya contohnya kayak itu tadi. Langsung mikir ke jadi adik ipar.
Dan yang bikin saya agak-agak gimana gitu, penggunaan kata 'cinta'. Maksud saya, ya oke, lah, ini cerita romance. Tapi apa enggak terlalu dewasa kalau anak kelas dua SMA udah cinta sampai yang begitu banget? Sampai yang kayak, "Aku cinta kamu, tapi kamu tidak pernah tahu. Aku tidak apa-apa, asalkan kamu bahagia. Bawa hatiku bersamamu. Blablabla."
Saya baca cerita romance yang udah beneran dewasa juga enggak segitunya, dan saya sekarang naik kelas dua SMA lho, dan saya enggak yakin saya bakal ngerasa gitu-gitu amat.
Oke, tapi enggak apa-apa sih. Lanjut! : D
Oh ya, sama ini--yang sebenernya enggak apa-apa--tapi pas saya bacanya, saya agak aneh aja gitu. Kenapa Ari dan Alden dua-duanya harus ganteng? Pinter? Banyak yang naksir? Eh, kebetulan dua-duanya cinta Iris (ini 'cinta' menurut novelnya ya). Yang enggak peka.....
Maksud saya, kayaknya agak lebih masuk akal kalau salah satu dari mereka dibikin ganteng dan satunya biasa-biasa aja tapi berkarisma atau gimana gitu...? Kalau dua-duanya ganteng, berasa fiksi banget (ya emang fiksi, sih, tapi... ngerti kan, maksud saya?).
Dan yang saya saaaanggaaaat (ok, lebay) sayangkan dari buku ini adalah, banyak kata-kata kasarnya : (.
Contohnya ini:
Saya ambil contoh yang itu karena 1) dalam satu kalimat ada dua kata kasar, dan 2) di-capslock jadi terlihat dengan jelas dan membuat saya terkejut dan terpelanting.
Sebenernya selain anjir dan bego (yang ini paling banyak btw), ada juga sih yang lain. Kayak (maaf ya), budeg, sialan, bangsat, dll.
Oke, oke. Saya tahu lah, gimana cara anak-anak SMA berkomunikasi sekarang. Like I told you, saya sekarang naik kelas dua SMA jadi saya tahu, emang kebanyakan anak-anak SMA sekarang suka mengumpat (bukan sembunyi ya maksudnya. HAHA. Oke, galucu).
Tapi, menurut saya, kalau emang mau bikin cerita yang terasa 'kehidupan remaja'-nya, enggak perlu ada bahasa kasar juga bisa. Kalau cerita ini masih ada di Wattpad sih, ya oke, lah, masih bisa dimaklumi (walaupun lebih bagus enggak ada kata kasar, sih). Tapi ini udah novel cetak. Yang disebarin ke seluruh Indonesia. Bisa dibaca sama seluruh bangsa Indonesia, di mana kebanyakan yang mau baca, harus ngeluarin uang dulu kan. Kalau masih ada kata-kata kasarnya kan.. ya, menurut saya kurang appropriate aja sih.
Oke, oke, mari kita
Ini ada beberapa hal yang agak ganjal menurut saya:
Pertama, katanya Kak Tiara (kakanya Iris) iri sama Iris karena pas lahir, Iris merebut perhatian orangtuanya, Tapi terus Kak Tiara membuktikan bahwa dia lebih baik dengan kepintarannya dan masuk FK jadi dia diperhatiin lagi.
Tapi kemudian, dibilang dari kecil, Iris udah dititipin ke Mbok dan selanjutnya dibilang kalau Iris enggak diperhatiin orangtuanya. Padahal maksud saya kan, pasti Iris pernah diperhatiin orangtuanya. Kalau enggak, ya, ngapain Tiara dulu iri?
Kemudian ada beberapa bahasa Inggris yang bikin saya bingung:
kalau udah 'too good' kenapa 'enough'? Sama aja kayak ngomong: 'kamu cukup terlalu baik'. Iya, kan? |
Dan ada ini:
Terus ada ini, kan Iris nanya "Mama sama Papa masih di Dubai, Mbok?" tapi dia bilang, pasti jawabannya 'belum'.
Maksudnya apa ya... saya enggak ngerti. Harusnya kan jawabannya kalau enggak 'masih' ya 'enggak, udah pulang' atau apa gitu.
Kecuali, kalau pertanyaannya "Mama sama Papa udah pulang dari Dubai belum?"
Terus ada ini. Kan dibilang Iris ngelihat Ari dan Maddy ngobrol:
Abis itu Iris bilang, Maddy waktu itu meluk Ari.
Hmm... kapan Iris ngeliat Maddy meluknya ya?
Terus ada beberapa typo sepele kayak gini:
Titiknya menghilang lol |
Dan...
*ketika |
Oh ya, sama saya agak kurang sreg aja sama beberapa kata yang biasanya 'lho' di novel ini jadi 'lo'. Saya jadi ketuker antara 'lo' yang untuk 'lho' sama 'lo' untuk pronomina. Contohnya kayak gini:
Itu 'lo' pertama maksudnya pronomina. 'Lo' kedua maksudnya 'lho'. Tapi pas saya baca 'lo' kedua itu jujur, saya mesti berhenti dulu karena bingung... wkwk.
Kalau soal ending-nya, hm, ya, saya sebenernya udah curiga si itu bakal itu (hayo apa hayooo haha) dan saya agak sedih juga, karena si itu adalah tokoh yang yaa.. paling saya suka di novel ini. (Kalian bakal tahu saya ngomongin apa kalau kalian udah baca bukunya.)
Tapi yang saya sayangkan sih, masalah keluarganya Iris enggak selesai. Atau mungkin novel ini mau ada sekuelnya...? (Haha, saya sok tau banget.)
Oke. Mungkin itu aja dulu. Oh ya, saya mau naruh beberapa quotes yang saya suka di sini! Yay.
"Pada akhirnya, Ira hanya satu dari jutaan hati malang yang tersesat."
--
"Kalo hujan itu menumpahkan seluruh isinya kepada bumi secara cuma-cuma, berarti aku bisa mencintaimu, tanpa syarat."
--
"Nangis kalo itu bikin kamu lebih baik. Nangis kalo kamu pengen nangis. Kamu bisa datengin aku kalo kamu ngerasa udah nggak kuat. Aku bakal selalu ada," bisik Alden.
--
"Tapi setiap orang tidak punya alasan untuk tidak bahagia."
--
"Awalnya cuma kenal. Ada kesempatan mengobrol. Ternyata nyambung. Dekat. Ke mana-mana bareng, Kalau ada dia, pasti ada kamu. Kalau ditanya status, jawab cuma teman. Padahal, isi hati siapa yang tahu?"
--
"Takdir itu bukan ditentang, tapi diterima."
--
"Setiap harinya adalah satu kesempatan kamu untuk bisa berubah lebih baik."
Nah itu dia. Terakhir saya kasih... hm, berapa bintang ya? Tadinya pengin ngasih 3 kayak Matt and Mou, tapi karena saya merasa lebih sreg sama Matt and Mou (kecuali masalah ending), jadi saya putuskan memberi novel ini 2.5 bintang! : )
Jadi... 2.5 bintang buat irisnya Iris. (yha.)
Ulasannya bagus... aku suka cara mengulasnya :D pict ama gif-nya bikin ketawa, tapi sama sekali nggak mengurangi esensi yang dibahas :)
ReplyDeleteDek, kamu baru kelas dua SMA? (Iya, ini gagal fokus xD) Keren banget, aku suka tulisanmu! (Baik pas ngulas buku atau pas bikin buku :))))
Iya kak, baru naik kelas dua hehe. Makasih banyak yaa kakk x D
DeleteAnn kamu selalu keren kalau review buku, aku sukak, astaga. Huhu keren banget sih, lanjutkan lanjutkan
ReplyDeleteTerima kasihhh hehe x D
Deletehi... ak suka dengan uasan novelnya.. makasih ya.. btw kmu kela 11.. ak juga kelas 11
ReplyDeleteTerima kasihh!
DeleteSekali-kali review cerita wattpad yang belum jadi buku dong :)
ReplyDeleteBtw, aku suka review kamu! Bikin nagih bacanya.
Hahaha, aku udah jarang baca Wattpad sekarang. Btw makasih yaa!
DeletePertama kali tau kakak waktu di wattpad. Cerita2 nya bagus banget. Sekarang nemu blognya😀 sumpah keren gak bikin bosen👍
ReplyDeletebahasannya keren ya kak An. sukaaa, apalagi ada gambar-gambarnya gituu :::)
ReplyDeleteKeren detail banget, sampai gak percaya kalau baru kelas 11.. xixix maaf maksudnya, yah gitu deh. 🙈🙈
ReplyDelete