Blurb:
Would you trade your soul mate for your soul?
A Shadowhunter’s life is bound by duty. Constrained by honor. The word of a Shadowhunter is a solemn pledge, and no vow is more sacred than the vow that binds parabatai, warrior partners—sworn to fight together, die together, but never to fall in love.
Emma Carstairs has learned that the love she shares with her parabatai, Julian Blackthorn, isn’t just forbidden—it could destroy them both. She knows she should run from Julian. But how can she when the Blackthorns are threatened by enemies on all sides?
Their only hope is the Black Volume of the Dead, a spell book of terrible power. Everyone wants it. Only the Blackthorns can find it. Spurred on by a dark bargain with the Seelie Queen, Emma; her best friend, Cristina; and Mark and Julian Blackthorn journey into the Courts of Faerie, where glittering revels hide bloody danger and no promise can be trusted. Meanwhile, rising tension between Shadowhunters and Downworlders has produced the Cohort, an extremist group of Shadowhunters dedicated to registering Downworlders and “unsuitable” Nephilim. They’ll do anything in their power to expose Julian’s secrets and take the Los Angeles Institute for their own.
When Downworlders turn against the Clave, a new threat rises in the form of the Lord of Shadows—the Unseelie King, who sends his greatest warriors to slaughter those with Blackthorn blood and seize the Black Volume. As dangers close in, Julian devises a risky scheme that depends on the cooperation of an unpredictable enemy. But success may come with a price he and Emma cannot even imagine, one that will bring with it a reckoning of blood that could have repercussions for everyone and everything they hold dear.
Lord of Shadows adalah buku kedua dari serial The Dark Artifices setelah Lady Midnight. (Baca review Lady Midnight di sini.)
Sekilas info aja, The Dark Artifices adalah serial sekuel setelah serial The Mortal Instruments. Nah, selain itu, ada juga serial The Infernal Devices yang merupakan serial prekuelnya The Mortal Instruments. Yang jelas, semua serial-serial ini bercerita tentang dunia Shadowhunters! YAYAAY.
serial The Mortal Instruments |
serial The Infernal Devices |
Nah, saya enggak bisa bahas banyak-banyak tentang buku ini karena saya bingung gimana harus nyeritain buku ini tanpa spoiler, jadi saya langsung nulis pendapat-pendapat saya aja ya HAHAHA. (Tenang, yang di sini, semua pendapatnya tanpa spoiler, kok.)
Saya SUKAAAA BANGET BUKU INI! YAAMPUN, bahkan lebih suka daripada Lady Midnight karena ya jelas lah ya, ceritanya lebih kompleks dan makin seru!
Banyak banget pertanyaan-pertanyaan di Lady Midnight yang terjawab di buku ini tapi sekaligus, buku ini juga menimbulkan LEBIH BANYAK PERTANYAAN!!
Selain itu, di buku ini juga, kita jadi makin kenal sama karakter-karakternya. Kita jadi tahu latar belakang kehidupannya Diana Wrayburn yang cukup misterius, latar belakangnya Malcolm sama Annabel, terus karakter-karakter yang tadinya cuma lewat-lewat di Lady Midnight juga ada beberapa yang muncul lumayan banyak di sini--contohnya Gywn ap Nudd--the leader of the Wild Hunt.
"She (Diana) look at him (Gwyn). He wasn't young, but he didn't look old, either. He seemed ageless, as faeries did sometimes, and though he seemed solid and thoughtful in himself, he carried with him the promise of the air and the sky."
Wayolo... ada apa tuh antara Diana dan Gwyn wkwkwk.
Terus saya juga sukaa banget sama karakter Kit! AAAAA MY LOST HERONDALE HEHEH. Dia lucu banget wkwk.
"Wow," said Kit. He really was a Herondale, Emma thought. He'd managed to insert Jace-levels of indifference and sarcasm into one word.
Interaksi Kit sama Ty juga lucu banget! Saya enggak mau spoiler banyak-banyak sih, soal interaksi dan hubungan mereka, biar kalian baca aja sendiri nanti HEHEHE x D.
“Kit: Elemantary?
Ty: You know, Holmes never says, "Elementary, my dear Watson", in the books.
Kit: I swear I've seen it in the movies or maybe on TV.
Ty: Who would ever want movies or TV when there are books?”
Tapi selain karakter-karakter yang menyenangkan, tentu aja ada juga karakter-karakter yang sangaaaat nyebelin di buku ini. Salah satunya adalah Zara Dearborn!
Terus ending-nya... AAAH TIDAAAK. Saya tidak akan membahas ending-nya di sini. Ok. Yang jelas, saya kasih tau aja, kalian harus siap-siap untuk suatu kejadian yang.... yah, tidak diinginkan oleh siapa pun yang punya hati. Wkwk.
Ya udah lah, segini dulu aja. Maafkan kalau ini bukan review dan cuma singkat banget karena saya bingung harus nyeritain apa tanpa spoiler.
Jadi mendingan, beli dan baca Lord of Shadows sekarang juga!!! (Kalau belum baca Lady Midnight, baca itu dulu, tentu aja) dan kemudian baca review saya buat Lord of Shadows yang ada spoiler-nya karena ada BANYAK BANGET HAL yang harus kita bahas ok.
Review Lord of Shadows dengan spoiler bisa dibaca di sini.
Btw, satu hal lagi. Saya sedih banget karena buku ketiga dari trilogi ini keluar tahun 2019 a.k.a 2 tahun lagi!!! Padahal beda setting waktu sama Lord of Shadows-nya cuma seminggu : (((. Tapi enggak apa-apa, lah. Mungkin saya emang butuh waktu 2 tahun untuk mempersiapkan diri dengan semua kejutan yang bakal ada di The Queen of Air and Darkness nanti. Wkwk.
Nah, terakhir, saya kasih 5 dari 5 bintang buat goldfish!
Hai untuk terjemahan nya belum ada kabar ya siapa yg bakal publish? :( untung ga dispoiler-in haha
ReplyDeleteKalau yang pertama sih diterjamahin sama penerbit Fantasious : )
Deleteso sampai hari ini blm release di gramed*a ya?
ReplyDeleteAda mungkin, tapi yang bahasa inggrisnya : )
Delete